Connect with us

Peran Guru

According to Dior Couture, this taboo fashion accessory is back

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque laudantium, totam rem aperiam.

Published

on

Photo: Shutterstock

Nulla pariatur. Excepteur sint occaecat cupidatat non proident, sunt in culpa qui officia deserunt mollit anim id est laborum.

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque laudantium, totam rem aperiam, eaque ipsa quae ab illo inventore veritatis et quasi architecto beatae vitae dicta sunt explicabo.

Neque porro quisquam est, qui dolorem ipsum quia dolor sit amet, consectetur, adipisci velit, sed quia non numquam eius modi tempora incidunt ut labore et dolore magnam aliquam quaerat voluptatem. Ut enim ad minima veniam, quis nostrum exercitationem ullam corporis suscipit laboriosam, nisi ut aliquid ex ea commodi consequatur.

At vero eos et accusamus et iusto odio dignissimos ducimus qui blanditiis praesentium voluptatum deleniti atque corrupti quos dolores et quas molestias excepturi sint occaecati cupiditate non provident, similique sunt in culpa qui officia deserunt mollitia animi, id est laborum et dolorum fuga.

Quis autem vel eum iure reprehenderit qui in ea voluptate velit esse quam nihil molestiae consequatur, vel illum qui dolorem eum fugiat quo voluptas nulla pariatur.

Temporibus autem quibusdam et aut officiis debitis aut rerum necessitatibus saepe eveniet ut et voluptates repudiandae sint et molestiae non recusandae. Itaque earum rerum hic tenetur a sapiente delectus, ut aut reiciendis voluptatibus maiores alias consequatur aut perferendis doloribus asperiores repellat.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat.

“Duis aute irure dolor in reprehenderit in voluptate velit esse cillum dolore eu fugiat”

Nemo enim ipsam voluptatem quia voluptas sit aspernatur aut odit aut fugit, sed quia consequuntur magni dolores eos qui ratione voluptatem sequi nesciunt.

Et harum quidem rerum facilis est et expedita distinctio. Nam libero tempore, cum soluta nobis est eligendi optio cumque nihil impedit quo minus id quod maxime placeat facere possimus, omnis voluptas assumenda est, omnis dolor repellendus.

Peran Guru

Inklusi Pendidikan – Peran Guru dalam Membentuk Masa Depan yang Lebih Terbuka dan Adil

Published

on

By

Siapa yang tidak ingin dunia pendidikan yang lebih inklusif? Tentu saja kita semua ingin melihat sistem pendidikan yang terbuka untuk semua kalangan tanpa terkecuali. Nah, dalam dunia pendidikan yang semakin berkembang, istilah “inklusi pendidikan” menjadi topik yang semakin sering dibicarakan. Dengan beragamnya latar belakang siswa, tantangan, dan kebutuhan khusus mereka, inklusi pendidikan menjadi sangat penting untuk memastikan bahwa setiap anak mendapat kesempatan yang sama untuk belajar.

Tapi, bagaimana sih sebenarnya inklusi pendidikan itu? Apakah hanya sekadar memberi kesempatan bagi anak-anak dengan kebutuhan khusus? Atau lebih dari itu? Nah, di sinilah peran guru menjadi sangat penting. Mereka adalah garda terdepan yang membawa perubahan ini, dan tugas mereka tidak mudah. Sebagai seorang guru, selain mengajar dengan cara yang menyenangkan dan efektif, mereka juga dituntut untuk memiliki kemampuan untuk mengakomodasi beragam kebutuhan murid dalam satu ruang kelas yang penuh dengan berbagai tantangan.

Apa Itu Inklusi Pendidikan?

Inklusi pendidikan adalah suatu pendekatan di mana semua siswa, tanpa memandang latar belakang atau kondisi khusus mereka, diberi kesempatan untuk belajar di lingkungan yang sama. Ini tidak hanya berlaku untuk siswa dengan disabilitas, tetapi juga untuk mereka yang mungkin berasal dari latar belakang sosial-ekonomi yang berbeda, atau mereka yang memiliki cara belajar yang unik.

Kelas inklusi bukanlah kelas dengan hanya satu jenis siswa, tetapi sebaliknya, beragam murid dengan kebutuhan yang berbeda-beda belajar bersama. Misalnya, di dalam kelas yang inklusif, ada siswa yang mungkin membutuhkan pendekatan khusus dalam belajar, tetapi mereka tetap berada dalam kelas yang sama dengan siswa lainnya. Ini memberi kesempatan bagi mereka untuk belajar satu sama lain, berbagi pengalaman, dan tumbuh bersama.

Inklusi bukan hanya tentang memfasilitasi siswa dengan kebutuhan khusus, tetapi juga memberi ruang bagi setiap individu untuk berpartisipasi secara aktif dalam pembelajaran tanpa merasa terkucilkan.

Peran Guru dalam Mewujudkan Kelas Inklusif

Guru adalah pilar utama dalam mewujudkan pendidikan inklusif yang sukses. Tanpa adanya peran guru yang mendalam, konsep inklusi hanya akan menjadi teori yang jauh dari realitas. Mengapa? Karena seorang guru harus bisa menciptakan suasana belajar yang terbuka dan adaptif, serta bisa memahami kebutuhan siswa yang beragam.

Tugas pertama seorang guru dalam kelas inklusif adalah untuk merancang pembelajaran yang dapat diakses oleh semua siswa. Ini berarti mereka harus berpikir kreatif dalam mengadaptasi metode pengajaran dan materi pembelajaran agar sesuai dengan berbagai gaya belajar yang dimiliki oleh siswa. Misalnya, jika ada siswa dengan gangguan pendengaran, guru bisa menggunakan alat bantu dengar atau memastikan mereka bisa membaca gerak bibir. Atau, jika ada siswa yang lebih mudah memahami materi melalui visual, guru bisa menggunakan gambar atau video untuk mendukung pembelajaran.

Namun, itu belum cukup. Guru juga harus bisa menjaga suasana kelas yang inklusif dan mendukung setiap siswa agar merasa diterima, dihargai, dan terlibat aktif dalam proses belajar. Ini bisa dilakukan dengan cara membangun hubungan yang positif dengan siswa, memberikan dorongan motivasi, dan membimbing mereka untuk berkolaborasi dengan teman sekelas. Mengajarkan rasa saling menghormati, memahami perbedaan, dan bekerja sama adalah bagian dari nilai-nilai inklusi yang harus ada di setiap ruang kelas.

Tantangan yang Dihadapi Guru dalam Implementasi Inklusi

Memang, menjalankan kelas inklusif bukanlah hal yang mudah. Guru sering menghadapi tantangan besar dalam mewujudkan inklusi pendidikan yang sejati. Salah satu tantangan utamanya adalah keterbatasan sumber daya, baik itu dalam hal materi, fasilitas, maupun dukungan tambahan. Tidak semua sekolah memiliki fasilitas atau alat bantu yang memadai untuk mendukung pembelajaran inklusif. Selain itu, terkadang ada juga keterbatasan dalam hal waktu dan jumlah tenaga pengajar yang dapat memberikan perhatian lebih kepada siswa dengan kebutuhan khusus.

Tantangan lainnya adalah cara menghadapi perbedaan gaya belajar yang sangat besar antar siswa. Di satu sisi, ada siswa yang lebih cepat memahami materi, sementara di sisi lain, ada siswa yang membutuhkan waktu lebih lama dan pendekatan berbeda. Guru harus mampu menciptakan strategi pengajaran yang bisa mengakomodasi keduanya tanpa ada yang merasa tertinggal atau terlalu terbebani.

Namun, meskipun tantangan tersebut tidak mudah, banyak guru yang berhasil menciptakan suasana belajar yang inklusif dan mendukung pertumbuhan setiap siswa. Kunci suksesnya terletak pada komitmen, kreativitas, dan kesediaan untuk terus belajar dan beradaptasi dengan kebutuhan siswa.

Bagaimana Inklusi Pendidikan Mempengaruhi Siswa?

Jika inklusi pendidikan dijalankan dengan baik, manfaatnya bisa sangat besar bagi siswa. Dengan berinteraksi dalam lingkungan yang beragam, siswa belajar untuk lebih toleran, memahami perbedaan, dan bekerja sama. Ini bukan hanya tentang belajar matematika atau bahasa Inggris, tetapi juga tentang mengembangkan keterampilan sosial yang akan sangat berguna di kehidupan nyata.

Siswa yang berada di dalam kelas inklusif juga memiliki kesempatan untuk melihat dunia dengan perspektif yang lebih luas. Mereka belajar untuk menerima kekurangan dan kelebihan dalam diri orang lain, serta menyadari bahwa setiap orang memiliki potensi untuk berkontribusi dalam masyarakat, meski memiliki tantangan tertentu. Ini adalah pendidikan yang membentuk karakter dan empati, yang jauh lebih penting daripada sekadar mengejar nilai akademik.

Inklusi pendidikan adalah tentang membuka kesempatan bagi setiap anak untuk belajar tanpa hambatan, dan peran guru dalam hal ini sangatlah vital. Sebagai garda terdepan, guru tidak hanya bertanggung jawab untuk mengajarkan materi pelajaran, tetapi juga untuk menciptakan lingkungan yang inklusif dan menyambut keanekaragaman yang ada di kelas. Dengan pendekatan yang tepat, tantangan yang ada bisa diubah menjadi peluang untuk menciptakan ruang kelas yang lebih adil, terbuka, dan penuh kasih.

Jadi, mari kita dukung dan beri apresiasi lebih kepada para guru yang bekerja keras untuk mewujudkan inklusi pendidikan. Karena mereka bukan hanya mengajar, tetapi juga mendidik anak-anak kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik, lebih terbuka, dan lebih siap menghadapi dunia yang penuh dengan perbedaan.

Continue Reading

Peran Guru

Kesabaran – Senjata Rahasia Guru dalam Mendidik dan Bertahan Hidup

Published

on

By

Jika ada satu kata yang harus dimiliki setiap guru dalam jumlah tak terbatas, itu adalah kesabaran. Bayangkan seorang guru di pagi hari yang cerah, memasuki kelas dengan semangat, lalu mendapati seorang siswa yang bertanya, “Bu, tugasnya dikumpul hari ini? Saya lupa ngerjain.” Sementara di sudut lain kelas, ada murid yang sibuk menggambar di meja, ada yang main sulap dengan penghapus, dan ada yang dengan santainya tidur. Ini baru lima menit pertama pelajaran dimulai!

Jadi, mari kita bahas lebih dalam tentang bagaimana kesabaran bukan hanya sekadar keterampilan, tapi juga senjata rahasia seorang guru dalam menghadapi segala tantangan dunia pendidikan—dengan tetap waras, tentunya.

Guru dan Kesabaran: Duo yang Tidak Bisa Dipisahkan

Mengajar bukan sekadar menyampaikan materi pelajaran, tetapi juga membentuk karakter, membimbing perilaku, dan sering kali, menjadi psikolog dadakan bagi murid-murid yang datang dengan berbagai permasalahan hidup. Guru tidak hanya harus sabar dalam mengajarkan rumus matematika yang sama berkali-kali kepada murid yang masih bingung, tetapi juga dalam menghadapi pertanyaan yang—jujur saja—kadang di luar nalar.

Misalnya, seorang guru sedang menjelaskan sistem tata surya dengan penuh semangat, lalu ada murid yang tiba-tiba bertanya, “Pak, kalau bumi itu bulat, kenapa lantai kelas ini nggak melengkung?” Pada titik ini, guru harus menarik napas dalam-dalam dan mengaktifkan mode kesabaran tingkat dewa sebelum menjawab dengan senyuman (walaupun dalam hati ingin berteriak).

4 Ujian Kesabaran Sehari-hari yang Dialami Guru

Kalau kamu pikir ujian hanya untuk siswa, maka kamu salah besar. Guru juga menghadapi ujian setiap hari, dan mata pelajarannya adalah Kesabaran 101. Berikut adalah beberapa contoh nyata ujian kesabaran yang harus dihadapi guru:

  1. Murid yang Bertanya Hal yang Baru Saja Dijelaskan
    Guru baru saja menjelaskan cara mengerjakan soal di papan tulis, lalu beberapa detik kemudian, ada yang mengangkat tangan dan bertanya, “Bu, itu gimana cara ngerjainnya?”

  2. Tugas yang Tidak Dikumpulkan
    Setiap guru pasti memiliki murid yang selalu punya alasan paling kreatif untuk tidak mengumpulkan tugas. Mulai dari “Anjing saya makan PR saya” (walaupun nggak punya anjing), sampai “Bu, saya lupa ngerjain, tapi janji deh, besok saya kerjain dobel!”

  3. Murid yang Seperti Radio Rusak
    Dalam setiap kelas, pasti ada satu murid yang kalau sudah mulai bicara, sulit dihentikan. Sementara guru sedang menjelaskan sejarah, dia bisa tiba-tiba membahas teori konspirasi tentang alien.

  4. Murid yang Seakan Punya Mode ‘Sleep’ di Kelas
    Ini adalah murid yang kalau ada pertanyaan, selalu butuh waktu lima detik lebih lama untuk memproses. Guru: “Apa ibukota Jepang?” Murid: diam… menatap kosong ke kejauhan… mengambil napas… “Eh, apa tadi, Bu?”

Dan masih banyak lagi kejadian-kejadian yang menuntut guru untuk memiliki stok kesabaran yang tidak terbatas.

Kenapa Kesabaran Itu Kunci?

Bayangkan kalau seorang guru mudah terpancing emosi. Baru satu siswa tidak mengerjakan PR, langsung marah-marah. Baru satu siswa bertanya ulang, langsung mengeluh. Bisa dipastikan guru tersebut akan stres berat dalam hitungan minggu!

Kesabaran adalah kunci karena mendidik bukan hanya soal menyampaikan informasi, tetapi juga membangun karakter. Murid yang sering bertanya ulang bukan berarti tidak peduli, mungkin dia hanya butuh pendekatan berbeda dalam belajar. Murid yang suka melamun di kelas bukan berarti malas, mungkin dia hanya sedang menghadapi masalah di rumah.

Guru yang sabar mampu melihat sisi lain dari setiap siswa, bukan hanya dari nilai dan perilakunya di kelas. Ini yang membuat hubungan antara guru dan murid lebih bermakna.

4 Cara Guru Melatih Kesabaran (Agar Tidak Gampang Meledak)

Tentu saja, guru juga manusia. Tidak ada yang bisa sabar 24 jam sehari, 7 hari seminggu, apalagi kalau sudah mendekati masa ujian dan murid-murid makin kreatif mencari alasan. Jadi, bagaimana cara guru tetap sabar dalam menghadapi murid-murid mereka?

  1. Tarik Napas dan Hitung Sampai 10
    Sebelum bereaksi terhadap sesuatu yang bisa memicu emosi, tarik napas dalam-dalam, hitung sampai 10, lalu baru tanggapi. Percayalah, metode ini sudah menyelamatkan banyak guru dari kehilangan kesabaran.

  2. Gunakan Humor
    Humor adalah senjata terbaik untuk meredakan ketegangan. Kadang, daripada kesal karena murid bertanya hal yang sama berulang-ulang, lebih baik menanggapinya dengan bercanda, “Wah, kayaknya kita harus buat lagu nih biar lebih gampang diingat!”

  3. Ingat Bahwa Setiap Murid Itu Unik
    Ada murid yang cepat menangkap pelajaran, ada yang butuh waktu lebih lama. Ada yang bisa fokus selama 45 menit penuh, ada yang hanya bertahan 10 menit sebelum pikirannya melayang ke dunia lain. Semua murid memiliki potensi masing-masing, dan kesabaran adalah cara untuk membantu mereka berkembang.

  4. Jangan Bawa Pulang Stres ke Rumah
    Setelah seharian menghadapi berbagai drama di kelas, penting bagi guru untuk memiliki waktu untuk diri sendiri. Nonton film, baca buku, jalan-jalan—apa pun yang bisa menyegarkan pikiran dan mengisi ulang kesabaran untuk hari berikutnya.

Kesabaran adalah salah satu kekuatan terbesar seorang guru. Tanpa kesabaran, mengajar bisa terasa seperti ujian mental setiap hari. Tapi dengan kesabaran, seorang guru bisa mengubah kelas yang kacau menjadi tempat belajar yang menyenangkan, membuat murid yang sulit diatur menjadi lebih percaya diri, dan yang paling penting, menciptakan kenangan yang tidak akan pernah dilupakan oleh murid-murid mereka.

Jadi, kalau kamu adalah seorang guru (atau calon guru), ingatlah: kesabaran itu seperti kopi bagi guru—semakin banyak, semakin baik. Dan kalau suatu hari kamu merasa kesabaranmu hampir habis, ingatlah bahwa di masa depan, murid-murid yang dulu bikin kamu hampir menyerah bisa jadi akan datang kembali dan berkata, “Terima kasih, Bu/Pak. Dulu saya bandel banget, tapi pelajaran dari Ibu/Bapak selalu saya ingat sampai sekarang.”

Itulah momen yang membuat semua kesabaran itu sepadan!

Continue Reading

Peran Guru

Konselor – Peran Guru yang Membimbing Tidak Hanya di Kelas!

Published

on

By

Saat kita mendengar kata “guru,” apa yang terbayang pertama kali? Tentu saja, seseorang yang mengajar di depan kelas, memberikan materi pelajaran, dan menguji pengetahuan siswa, bukan? Namun, tahukah kamu bahwa guru tidak hanya berperan sebagai pengajar? Mereka juga memiliki peran penting sebagai konselor yang membantu siswa mengatasi berbagai masalah yang bukan hanya berkaitan dengan pelajaran, tetapi juga masalah pribadi dan emosional. Yuk, kita bahas lebih dalam tentang peran konselor dalam dunia pendidikan dan bagaimana mereka membuat perbedaan dalam kehidupan siswa!

Konselor: Bukan Hanya Pemberi Materi, Tapi Juga Teman Curhat!

Konselor sekolah adalah salah satu peran vital dalam mendukung perkembangan siswa secara menyeluruh. Jadi, meski mereka tidak selalu berdiri di depan kelas seperti guru biasa, konselor memiliki tugas yang tidak kalah penting: mendampingi siswa dalam mengatasi masalah pribadi, sosial, atau emosional yang mereka hadapi. Misalnya, siswa yang merasa tertekan dengan tugas sekolah, menghadapi masalah keluarga, atau bahkan merasa kesulitan bergaul dengan teman-temannya, bisa datang ke konselor untuk mendapatkan bantuan.

Konselor ini bukan hanya sekadar memberikan solusi instan atau memberi nasihat seperti di drama-drama remaja, lho! Mereka lebih seperti teman curhat yang siap mendengarkan, memberikan perspektif baru, dan membantu siswa untuk memahami perasaan mereka sendiri. Ini bukan pekerjaan mudah, karena kadang-kadang siswa datang dengan masalah yang cukup berat dan membutuhkan pendampingan lebih lanjut. Tetapi, dengan penuh empati dan keahlian, seorang konselor bisa membantu siswa menemukan jalan keluar yang terbaik untuk setiap masalah yang mereka hadapi.

Mendengarkan dengan Empati: Kunci Keberhasilan Seorang Konselor

Salah satu keterampilan utama yang harus dimiliki oleh seorang konselor adalah kemampuan untuk mendengarkan dengan penuh perhatian. Bisa dibilang, menjadi seorang konselor itu lebih banyak mendengarkan daripada berbicara. Dalam dunia pendidikan, mendengarkan adalah salah satu kunci utama untuk membangun hubungan yang baik antara konselor dan siswa.

Bukan hanya mendengarkan kata-kata siswa, tapi juga memahami bahasa tubuh dan perasaan yang tidak terucap. Dengan pendekatan yang empatik, konselor bisa membantu siswa merasa nyaman untuk terbuka dan berbicara tentang masalah yang mereka hadapi. Ini sangat penting, karena banyak siswa merasa kesulitan untuk berbicara tentang perasaan atau masalah pribadi mereka. Dengan mendengarkan dengan penuh perhatian, seorang konselor bisa membantu siswa merasa dihargai dan dipahami, yang tentunya berdampak positif bagi kesejahteraan mental mereka.

Peran Konselor dalam Menangani Masalah Sosial dan Emosional

Tentu saja, tidak semua masalah yang dihadapi siswa berhubungan dengan pelajaran atau tugas sekolah. Banyak siswa yang datang ke konselor dengan masalah sosial, seperti perundungan atau kesulitan dalam berinteraksi dengan teman-temannya. Dalam hal ini, konselor memiliki peran yang sangat besar dalam membantu siswa mengatasi masalah sosial yang mungkin mempengaruhi kehidupan mereka sehari-hari.

Misalnya, ketika seorang siswa menjadi korban perundungan, konselor dapat menjadi tempat yang aman bagi mereka untuk berbicara dan mencari dukungan. Konselor juga dapat memberikan saran tentang bagaimana cara mengatasi perundungan atau membantu siswa membangun kepercayaan diri mereka kembali. Dengan pendekatan yang penuh perhatian, konselor dapat membantu siswa merespons perundungan dengan cara yang lebih positif dan menjaga kesejahteraan emosional mereka.

Selain masalah sosial, konselor juga berperan penting dalam membantu siswa mengelola perasaan mereka. Beberapa siswa mungkin merasa cemas menghadapi ujian atau mengalami stres akibat tekanan dari orang tua atau teman sebaya. Dalam hal ini, konselor dapat mengajarkan teknik-teknik relaksasi atau membantu siswa menemukan cara untuk mengelola stres dengan lebih baik. Dengan begitu, siswa tidak hanya belajar cara mengatasi masalah pribadi, tetapi juga mendapatkan keterampilan yang berguna untuk kehidupan mereka di masa depan.

Konselor: Membantu Siswa Mengarungi Perjalanan Karier Mereka

Selain membantu siswa dalam masalah pribadi dan emosional, konselor juga memiliki peran penting dalam mendampingi siswa dalam merencanakan masa depan mereka. Hal ini biasanya terjadi pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi, seperti sekolah menengah atas (SMA), di mana siswa mulai memikirkan pilihan karier dan jalur pendidikan setelah lulus.

Konselor dapat memberikan bimbingan tentang pilihan karier yang sesuai dengan minat dan bakat siswa. Mereka juga bisa memberikan informasi tentang berbagai perguruan tinggi, jurusan, dan beasiswa yang dapat membantu siswa meraih impian mereka. Tidak hanya itu, konselor juga dapat membantu siswa mempersiapkan diri untuk ujian dan tes masuk perguruan tinggi, serta memberikan motivasi agar mereka tetap semangat mengejar tujuan mereka. Sebagai pembimbing yang berpengalaman, konselor memiliki wawasan yang sangat berguna untuk membantu siswa membuat keputusan yang tepat dalam memilih masa depan mereka.

Konselor dan Hubungan dengan Orang Tua: Kolaborasi yang Menguntungkan

Salah satu aspek penting dalam pekerjaan seorang konselor adalah kemampuannya untuk bekerja sama dengan orang tua siswa. Konselor tidak hanya berperan dalam mendampingi siswa di sekolah, tetapi juga menjadi penghubung antara siswa dan orang tua. Ketika seorang siswa mengalami kesulitan di sekolah, baik itu masalah akademis maupun sosial, konselor bisa berkolaborasi dengan orang tua untuk mencari solusi yang terbaik.

Konselor dapat memberikan saran kepada orang tua tentang cara mendukung anak mereka di rumah, serta memberikan informasi tentang program atau kegiatan di sekolah yang dapat membantu siswa mengatasi masalah mereka. Dengan adanya kolaborasi ini, konselor dapat membantu menciptakan lingkungan yang mendukung bagi siswa untuk berkembang, baik di sekolah maupun di rumah.

Peran Konselor yang Tak Ternilai di Dunia Pendidikan

Dalam dunia pendidikan, konselor memainkan peran yang sangat penting, lebih dari sekadar sebagai penasihat akademik. Mereka adalah teman, pendengar yang empatik, pembimbing karier, dan mitra orang tua dalam mendukung perkembangan pribadi siswa. Tanpa peran mereka, banyak siswa yang mungkin akan merasa kesulitan menghadapi tantangan sosial, emosional, dan akademis yang mereka hadapi.

Jadi, mari kita hargai dan dukung para konselor sekolah, karena mereka bukan hanya membimbing siswa untuk meraih nilai terbaik di ujian, tetapi juga membantu mereka menjadi pribadi yang lebih baik, lebih siap menghadapi kehidupan, dan lebih percaya diri untuk mengejar impian mereka. Peran mereka tak ternilai, dan dunia pendidikan akan jauh lebih baik dengan adanya mereka!

Continue Reading

Trending

Copyright © 2017 www.swazilandrugby.com